9 Sifat Yang disukai Wanita

0 Comments

9 Sifat Yang disukai Wanita

Sembilan Sifat yang Disukai Wanita


 
1. Kejujuran (Honesty) dan Ketulusan (heartfeltness) menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Katakan “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”.



2. Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendahan hati (modesty) justru mengungkapkan kekuatan pada kepribadian (integritas diri). Hanya orang-orang yang kuat dan tangguh pribadinya yang memesona karena kerendahan hatinya, bak padi yang semakin berisi, semakin menunduk, takzim. Semakin tinggi derajat seseorang (tingkat pendidikan, strata sosial dan ekonomi) seyogyanya semakin halus hatinya, semakin bertambah sempurna kerendahan hatinya . Pribadi yang rendah hati mampu mengakui dan menghargai kelebihan pribadi lain. Ia mampu membuat pribadi yang berada lebih “tinggi” merasa nyaman dan membuat pribadi yang di bawahnya tidak merasa minder. Harus dihindari sifat rendah diri (condescending). Sifat rendah diri berbeda dengan rendah hati. Rendah diri adalah sifat dari rasa tidak percaya diri yang berlebihan. Bila ada orang lain yang mencibir akan ketidakmampuan secara ekonomis (baca: miskin, kere dsb), take it easy. Dan katakan kembali, biar saja saya miskin yang penting kaya hati. Biarlah baju dan pakaian saya compang camping, yang jelas, hati saya tidak. Wujud sifat rendah hati dalam kehidupan sehari-hari dapat diberikan contoh perbuatan yang tidak pernah mengungkit-ungkit bantuan atau apapun yang telah Anda lakukan terhadap orang lain. Orang yang selalu mengungkit-ungkit budibaik, pemberian, pertolongan dengan mengatakan: “kalau tidak saya yang menolongmu… maka….” Membuktikan bahwa dirinya ingin selalu disanjung, dipuja, ingin dianggap sebagai pahlawan, dan jelas tinggi hati.



3. Kesetiaan (loyality) sudah menjadi makhluk langka dan sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, memiliki komitmen, jujur, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

 
4. Jangan suka punya pikiran buruk atau Su-uzon (Negative thinking). Milikilah Pikiran Positif (Positive Thinking ) dan berlakulah positif (be positive) dan selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, serta apatisme, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.

  
5. Milikilah rasa dan sifat bertanggung jawab (responsibility). Orang yang bertanggungjawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya. Untuk bisa bertanggungjawab, orang harus memiliki sifat jujur terutama pada dirinya sendiri.

  
6. Rasa percaya diri (Confident) memungkinkan seseorang menerima dirinya
sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru.

 
7. Memiliki Jiwa Besar (initiative) atau dalam bahasa Jawa-nya: legowo. Kebesaran Jiwa seseorang dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain, juga menerima orang lain sebagai pribadi apa adanya. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa egoisme, egosentrisme, penyesalan yang tak berujung, rasa benci dan permusuhan.



8. Sabar (patient). Pengertian sabar adalah tabah hati tanpa mengeluh dalam menghadapi godaan dan rintangan dalam jangka waktu tertentu dalam rangka
mencapai tujuan. Dalam kehidupan, kita mengenal berbagai tipologi manusia dilihat dari sudut ini, misalnya ada orang yang sangat pemalu disamping yang tidak tahu malu, yang penakut, disamping yang pemberani, yang sangat perasa
disamping yang sudah mati rasa atau tidak berperasaan, yang pemarah
disamping yang penyabar. dan sebagainya. Jika kecerdasan intelektual bisa diasah, demikian juga kecerdasan emosi dapat dirangsang. Kecerdasan emosi ditandai dengan kemampuan pengendalian emosi ketika menghadapi kenyataan yang menggairahkan (menyenangkan, menakutkan, menjengkelkan, memilukan dsb). Kemampuan pengendalian emosi itulah yang disebut sabar, atau sabar merupakan kunci kecerdasan emosional.
Pribadi yang sabar, ketika menghadapi masa-masa sesulit apapun, situasi dan kondisi yang bagaimanapun dia tetap tegar dan ikhlas, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.


 
9. Empati (emphaty) merupakan sifat yang agung. Empati berarti perasaan dimana kita ikut merasakan dan memahami orang lain. Atau lebih mudahnya empati berarti menempatkan diri seolah-olah menjadi seperti orang lain. Memiliki rasa empati adalah idealnya seorang manusia, karena di sanalah terletak nilai kemanusiaan seseorang. Menurut Lawrence E. Shapiro, Ph.D., secara naluriah seseorang sudah mengembangkan empati sejak ia bayi. Awalnya empati yang dimiliki sangat sederhana, yakni empati emosi. Misalnya pada usia 0-1 tahun, bayi bisa menangis hanya karena mendengar bayi lain menangis. Barulah di usia 1-2 tahun, anak menyadari kalau kesusahan temannya bukanlah kesusahan yang mesti ditanggung sendiri.
Walaupun demikian, rasa empati pada seseorang harus diasah. Bila dibiarkan rasa empati tersebut sedikit demi sedikit akan terkikis walau tidak sepenuhnya hilang, tergantung dari lingkungan yang membentuknya. Misalnya saja mungkin yang terjadi pada diri saya atau anda pada waktu mengikuti perbincangan di forum, kita mungkin sering mengabaikan pembicara yang menerangkan suatu masalah tertentu dan kita asyik merumpi dengan teman di kiri kanan kita karena mungkin kita merasa tidak mengerti apa yang dijelaskannya. Tapi, pernahkah kita berpikir bagaimana ya kalau kita menjadi seorang pembicara dan semua audiennya ramai sendiri?
Banyak segi positif bila kita berempati. Kita akan agresif dan senang membantu orang lain. Karena empati berhubungan dengan kepedulian terhadap orang lain, tak heran kalau empati selalu berkonotasi sosial seperti menyumbang, memberikan sesuatu pada orang lain yang kurang mampu.


 
Demikianlah 9 sifat (kenapa nggak 10? wah saya lebih suka 9 hehe...) yang disukai oleh wanita, yang saya adaptasi dari berbagai sumber. Tulisan ini adalah respon saya terhadap pembaca blog ini (saya mengetahui dari live traffic - selalu dari Kota Uppsala di Swedia yang semula saya tulis Norwegia).

Muhamad Abduh

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 Comments: